PINTER NAHWU SHOROF TAPI PEMAHAMANNYA MENYIMPANG DARI KEBENARAN



PINTER NAHWU SHOROF
TAPI PEMAHAMANNYA MENYIMPANG DARI KEBENARAN


Apa itu ilmu nahwu dan ilmu sharaf ?
Ilmu nahwu dan sharaf adalah dua ilmu yang wajib dikuasai bagi mereka yang ingin mendalami dan memahami bahasa arab.
Dengan kedua ilmu ini kita dapat memahami dengan benar teks-teks bahasa Arab yang termaktub dalam Al-quran, hadits-hadits, syair-syair, serta perkata’an-perkata’an (qaul) para ulama terdahulu.
Apakah ada orang yang pinter ilmu alat / tata bahasa arab (gramatika) nahwu shorof bahkan ilmu-ilmu alat lainnya seperti balaghoh, ma’ani, bayan, badi’ dan sebagainya tapi sesat dan menyesatkan ?
Pinter dan menguasai bahkan sudah bisa menulis kitab-kitab nahwu shorof tidak ada jaminan tidak menyimpang bahkan sesat dalam memahami agama.
Sebagai contoh orang-orang syi’ah, ulama-ulama mereka tentu saja menguasai ilmu nahwu shorof, bahkan banyak kitab-kitab nahwu shorof yang mereka tulis.
Diantaranya kitab Al-Isytiqoq karya Ibnu Khalaweih, kitab Ilmil Sharf karya Wazir Al-Maghribi, At-Tibyan fil Tashrif karya Ahmad ibn Ali Al-Mahabadi, Al-Muqtashid fit Tashrif karya Malik Muhat, Syarah Asy-Syafiyah fil Sharf karya Najmul Aimmah Muhammad ibn Hasan Al-Istarbadi, Syarah Asy-Syafiyah fi Ilmil Sharf karya Sayyid Jamaluddin Abdullah Al-‘Ajmi Naqreh Kour dan masih banyak lagi kitab nahwu shorof yang ditulis oleh para ulama syi’ah.
Orang-orang syi’ah banyak yang pinter ilmu nahwu shorof terutama para ulamanya. Tapi mengapa orang-orang syi’ah dikatakan sesat oleh para Ulama.
Pinter ilmu nahwu shorof tidak menjamin tidak akan sesat dan pasti akan masuk surga. Jadi tidak perlu heran kalau ada orang pinter ilmu nahwu shorof tapi sesat dan menyesatkan.
Sebaliknya orang bodoh dan tidak mengenal ilmu nahwu shorof bisa masuk surga apabila pemahamannya dalam beragama benar sesuai petunjuk Allah Ta’ala dan bimbingan Rasul-Nya. Sebagaimana para Sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka tidak mengenal ilmu nahwu shorof, karena memang ilmu nahwu shorof belum ada di zamannya para Sahabat, tapi mengapa Rasulullah menyebut mereka para Sahabat sebagai umat terbaik, tidak ada Sahabat Nabi yang sesat ?
Kadang-kadang ada orang yang petantang-peten
teng menantang adu ilmu nahwu, shorof, balaghoh, bayan, badi’, ilmu mantik dan ilmu lainnya karena merasa terusik keyakinan dan amalan-amalan bid’ah nya.
Mungkin dia pikir hanya dirinya dan kelompoknya saja yang bisa dan tahu ilmu nahwu shorof dan ilmu alat lainnya.
Sebagai seorang muslim, ilmu nahwu shaorof dan ilmu alat lainnya memang penting dikuasai bagi mereka yang punya kemampuan mempelajari dan mendalaminya.
Ilmu nahwu shorof hukumnya akan menjadi wajib dikuasai apabila dia seorang mufti, qadi (ﻗﺎﺿﻲ ) seorang hakim yang membuat keputusan berdasarkan syariat Islam atau seorang mujtahid.
Seorang mufti, qadi atau mujtahid mutlak harus menguasai ilmu bahasa arab dan ilmu alatnya seperti ilmu nahu, shorof, balaghoh, bayan, badi, mantiq, faham ilmu mustolah hadits, asbabun nuzul, asbabul wurud, ilmu ushul fiqih dan ilmu-ilmu penunjang lainnya.
Bagaimana jadinya seorang ulama mujtahid, mufti atau qadi berfatwa atau mengeluarkan keputusan syari’at berdasarkan hawa nafsu dan akal-akalan. Tentu saja jadinya akan sesat dan menyesatkan umat.
Salah alamat apabila ada orang yang menyampaikan kebenaran apakah seorang da’i atau orang biasa yang amar ma’ruf nahi munkar mau di uji ilmu nahwu shorofnya.
SEORANG DA’I HANYALAH PENYAMBUNG LIDAH PARA ULAMA DALAM BERDAKWAH, dan tidak semua da’i menguasai ilmu tata bahasa arab nahwu shorof. Jadi sebuah tindakan bodoh apabila ada orang yang amar ma’ruf nahi munkar di tantang adu ilmu nahu shorof.

ﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺍِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ

"di rekomendasikan oleh Ustadz Abul Faruq Hafizhahullah"

Posting Komentar

0 Komentar