TEGARLAH WAHAI AHLUS SUNNAH

TEGARLAH WAHAI AHLUS SUNNAH



Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata :

Tegarlah ! Janganlah engkau berubah karena banyaknya SERANGAN kepadamu atau karena adanya celaan terhadap pendapatmu.

Selama engkau diatas kebenaran, maka tegarlah, karena kebenaran TIDAK MUNGKIN GOYAH.

Kemudian setelah itu, bertahanlah jika engkau dalam posisi lemah, karena tidak ada yang lebih rendah lagi daripada posisi bertahan. Adapun apabila engkau pada posisi kuat, maka engkau harus melakukan PENYERANGAN.

Dan hari-hari (roda kehidupan) itu terus berputar. Akan tapi yang terpenting apabila engkau dalam posisi lemah adalah engkau harus tetap tegar, dan janganlah engkau mengatakan:

“Manusia semuanya ada di posisi yang berlawanan.”

Tapi tegarlah, karena Allah yang menolong agama-Nya, kitab-Nya dan rasul-Nya disetiap zaman, sementara gangguan pasti ada.

Maka inilah Imam Ahmad, yang beliau diseret dengan keledai di pasar sambil dipukuli dengan menggunakan cambuk. Sementara beliau tetap bersabar dan tegar.

Dan ini pula Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yang beliau dibawa keliling pasar dengan gerobak dan dijebloskan ke dalam penjara. Sementara beliau tetap tegar.

Jalan yang dipenuhi bunga dan kembang tidak akan pernah sama sekali terbentang bagi orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah. Barangsiapa menginginkan demikian, sungguh dia menginginkan suatu yang MUSTAHIL.”

Syarh An Nuniyah libni ‘Utsaimin 3/270


ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺻﺎﻟﺢ ﺍﻟﻌﺜﻴﻤﻴﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ:

” ﺍﺛﺒﺖ، ﻻ ﺗﺘﻐﻴﺮ ﺑﻜﺜﺮﺓ ﺍﻟﻬﺠﻮﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﺸﻨﻴﻊ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻟﻚ،

ﻣﺎ ﺩﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺣﻖ, ﻓﺎﺛﺒﺖ، ﻓﺎﻟﺤﻖ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ ﺃﻥ ﻳﺰﺣﺰﺡ،

ﺛﻢ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺩﺍﻓﻊ ﺇﺫﺍ ﻛﻨﺖ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻡ ﺍﻟﻀﻌﻒ ﻓﻼ ﺃﺩﻧﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺪﺍﻓﻌﺔ، ﺃﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﻨﺖ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻡ ﺍﻟﻘﻮﺓ ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺎﻟﻬﺠﻮﻡ.

ﻭﺍﻷﻳﺎﻡ ﺩﻭﻝ؛ ﻟﻜﻦ ﺃﻫﻢ ﺷﻲﺀ ﺃﻧﻚ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻡ ﺍﻟﻀﻌﻒ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﺗﺜﺒﺖ، ﻭﻻ ﺗﻘﻞ:

ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻛﻠﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻑ ﺫﻟﻚ؛

ﺑﻞ ﺍﺛﺒﺖ: ﻓﺎﻟﻠﻪ ﻧﺎﺻﺮ ﺩﻳﻨﻪ ﻭﻛﺘﺎﺑﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻓﻲ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻷﺯﻣﺎﻥ.

ﻭﻻ ﺑﺪ ﻣﻦ ﺍﻷﺫﻯ، ﻓﻬﺬﺍ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻳﺠﺮ ﺑﺎﻟﺒﻐﻠﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻭﻳﻀﺮﺏ ﺑﺎﻟﺴﻴﺎﻁ، ﻭﻫﻮ ﺻﺎﺑﺮ ﺛﺎﺑﺖ.

ﻭﻫﺬﺍ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻳﻄﺎﻑ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺑﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻭﻳﺰﺝ ﺑﺎﻟﺴﺠﻦ ﻭﻫﻮ ﺛﺎﺑﺖ.

ﻭﻻ ﻳﻤﻜﻦ ﺃﻥ ﺗﻔﺮﺵ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﺭﻭﺩﺁ ﻭﺯﻫﻮﺭﺁ ﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﺴﻨﺔ ﺃﺑﺪﺁ، ﻓﻤﻦ ﺭﺍﻡ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﺭﺍﻡ ﺍﻟﻤﺤﺎﻝ .”

ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻨﻮﻧﻴﺔ ﻻﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ ‏ 270/3


Syabab Ashhaabus Sunnah ~ Editor : Ibnu abi Humaidi hafizhahullah
Ashhaabus Sunnah


Posting Komentar

0 Komentar