KAJIAN KITAB AL-KABA'IR - DOSA BESAR KE-13 PEMIMPIN YANG KHIANAT, ZHALIM, DAN BERTINDAK SEWENANG-WENANG TERHADAP RAKYATNYA | USTADZ SAEFUDDIN ABU ZAEN HAFIZHAHULLAH




Dosa Besar ke-13

PEMIMPIN YANG KHIANAT, ZHALIM, DAN BERTINDAK SEWENANG-WENANG TERHADAP RAKYATNYA



Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٤٢)

“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS. Asy Syuura : 42)

Allah Ta'ala berfirman,

كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (٧٩)

“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat.” (QS. Al-Maiddah : 79)

     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَا عٍ٬ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ٬ الُإِمَامُ رَا عٍ ٬ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَ عِيَّتِهِ.

"Masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyat yang dipimpinnya. Seorang presiden adalah seorang pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyat yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari 7138 dan HR Muslim 1829)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا.

"Barangsiapa yang mengkhianati kami, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Al-Bukhari 1315 dan HR. Muslim 101)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

الظُّلْمُ ظُلُمَا تٌ يَوّمَ الْقِيَامَةِ.

"Kezhaliman adalah kegelapan dihari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari 2447 dan HR. Muslim 2579)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَ؟عِيَّتَهُ ٬ فَهُوَ فِيْ النَّا رِ.

"Pemimpin mana saja yang mengkhianati rakyatnya,maka ia akan masuk neraka.” (Al-Israa Jaamiush Shagiir juz 1 hal 120)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنِ اسْتَرْ عَا هُ اللّٰهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنُصِحٍ٬ إِلَّا حَرَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ. وَفِيْ لَفْظٍ : يَمُوْ تُ حِيْنَ يَمُوْ تُ وَهُوَ غَا شٌّ لِرَ عِيَّتِهِ٬ إِلَّا حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةُ.

"Barangsiapa yang dipercaya oleh Allah untuk memimpin rakyat banyak kemudian ia tidak menjaganya dengan benar, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya.” Dalam teks lain, “Pada saat ia (si pemimpin) meninggal dunia dalam keadaan berkhianat terhadap rakyatnya,maka Allah akan mengharamkan surga untuknya.” (Muttafaq Alaihi)
     
Dalam teks lainnya disebutkan, “Ia (si pemimpin zhalim) tidak akan mencium wangi surga.” (HR Al-Bukhari 7151 dan HR. Muslim 142) 

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَا مِنْ أَمِيْرِ عَشَرَةٍ إِالَّا يُؤْتَی بِهِ مَغْلُوْ لَةٌ يَدُهُ إِلَی عُنُقِهِ ٬ آَطْلَقَهُ وَ أَوْ بَقَهُ جَوْرَهُ.

"Setiap pemimpin sebuah kaum (kelak) akan didatangkan dalam keadaan tangannya terbelenggu di lehernya. Maka keadilan dirinya yang akan berusaha untuk melepaskannya sedangkan kejahatannya berusaha menahannya.” (At-Targhiib wat Tarhiib juz3 hal 174)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ الْأُمَّةِ شَيْئًا ٬ فَرَ فَقَ بِهِمْ فَارْ فَقُ بِهِ ٬ وَمَنْ شَقَّ علَيْهَا فَا شْقُقْ عَلَيْهِ.

"Wahai Allah, siapa saja yang (bertugas) mengurus kepentingan umat ini kemudian ia bersikap lemah lembut terhadap mereka (umat ini), maka sayangilah ia dan siapa saja yang mempersulit (urusan) mereka (umat ini), maka persulit lah ia.” (HR. Muslim 1827)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

سَيَكُوْنَ أمَرَاءٌ فََقَةٌ جَوْةٌ ٬ فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذْ بِهِمْ وَ أَعَا نَهُمْ عَلَی ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّيْ ، وَ لَسْتُ مِنْهُ ، وَ لَنْ يَرِ دَ عَلَیَّ الْحَوْ ضَ. 

"Akan muncul para pemimpin fasiq dan jahat. Barangsiapa yang mempercayai ucapan dusta mereka dan membantu kezhaliman ya, maka ia tidak termasuk (umat)-ku dan aku bukan bagian darinya dan ia tidak akan bisa mendekati telaga.” (HR. Al-Hakim juz 4 hal 433)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَا مِنْ قَوْمٍ يَعْمَلُ فِيْهِمْ بِالْمَعَا صِيْ ٬ هُمْ أَعزُّوَأَكْثَرُ مِمَّنْ يَعْمَلُهُ ٬ ثُمَّ لَمْ يُغَيِّرُوْا٬ إِلَّا عَمَّهُمُ اللّٰهُ بِعِقَا بٍ. 

"Apabila ada sekelompok orang mulia dan berjumlah lebih banyak daripada orang-orang yang melakukan perbuatan maksiat tetapi mereka tidak bisa merubah (kemaksiatan mereka), maka Allah akan menimpakan azab-Nya kepada mereka semua.” (HR. At-Tirmidzi 2169 dan HR. Abu Dawud 4338)

Abu Ubaidah bin Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan dari bapaknya, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

وَ الَّذِ يْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ ٬ لَتَأْ مُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِّ الْمُنْكَرِ ٬ وَلَتَأْ خُذُنَّ علَی يَدَيْ الْمُسِيْءِ٫ وَلَتَأْطُرُنَّهُ عَلَی الْحَقٌ أَطْرًا ٬ أَوْ لَيَضْرِبَنَّ اللّٰهُ بِقُلُوْ بِ بَعْرِكُمْ عَلَی بَعْضٍ ٬ ثُمَّ لَيَلْعَنَنَّكُمْ كَمَا لَعَنَهُمْ -- يَعْنِي بَنِيْ إِسْرَا ئِيْلَ --عَلَ لِسَا نِ دَا وُدَ وَ عِيْسَی بْنَ مَرْ يَمَ. 

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, perintahkanlah olehmu yang ma'ruf, cegahlah olehmu yang Munkar, pegang lah olehmu tangan orang yang berbuat jahat dan bimbinglah ia agar berada di jalan yang benar atau Allah akan menanamkan (permusuhan kedalam hati) sebagian kalian terhadap sebagian yang lain kemudian Allah akan melaknat kalian sebagaimana Allah telah melaknat mereka - yakni Bani Israil - melalui lisan Nabi Dawud dan Nabi Isa bin Maryam.” (HR. Abu Dawud 3446 dan HR. At-Tirmidzi 3050)

Dari Aghlab bin Tamim telah meriwayatkan kepadaku Al-Mu'alla bin Ziyad dari Mu'awiyah bin Qureshi dan Ma'qil bin Yasir dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِيْ لَا تَنَا لَهُمَا شَفَا عَتِيْ :  سُلْطَانٌ ظَلُوْمٌ غَشُوْمٌ ٬ وَ غَالٍ فِيْ الدِّيْنِ ٬ يَشْهَدُ عَلَيْهِمْ وَ يَبْرَأُمِنْهُمْ.

"Ada dua golongan manusia dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa'atku. Yaitu penguasa yang zhalim dan lalim, dan orang yang melampaui batas di dalam beragama. Mereka dipersaksikan kemudian mereka berlepas diri (tidak bertanggungjawab).” (Al-Jamiush Shagir juz 2 hal 46) 
    Aghlab adalah seorang perawi yang lemah. Ibnul Mubarak telah meriwayatkan dan berkata, Mani’ telah meriwayatkan kepada kami, telah meriwayatkan kepadaku Mu'awiyah bin Qurrah seperti ini, dan indentitas Mani’ tidak diketahui, siapakah ia itu?

Muhammad bin Jahadah berkata dari atiyah dari Abu Sa'id Al-Khudri secara marfu’ :

أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَا مَةِ إِمَامٌ جَائِرٌ.

"Manusia yang paling pedih azab-Nya dihari Kiamat adalah seorang pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Ya'la dan Ath-Thabrani)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ٬ مُرْوَا بِالْمَعْرُوْفِ وَ انْهُوَا عَنِ الْمُنْكَرِ قَبْلَ أأَنْ تَدْعُوْا اللّٰهُ فَلَا يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ وَ قَبْلَ أَنْ تَسْتَغْفِرُوْهُ فَلَا يَغْفِرُ لَكُمْ ٬ إِنَّ الأَ حْبَارَمِنَ الْيَهُوْدِ وَ الرُّهْبَانِ مِنَ النَّصَا رَی لَمَّ تَرَ كُوْا الْأَمْرَبِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ عَلَی لَسَا نِ أَنْبِيَا ئِهِمْ ثُمَّ عَمَّهُمْ بِالْبَلَاءِ.

"Wahai sekalian manusia, perintahkanlah yang ma’ruf dan cegahlah yang Munkar sebelum kalian berdoa kepada Allah, tetapi Allah tidak mengabulkan doa kalian dan sebelum kalian memohon ampunan kepada Allah, tetapi Dia tidak mengampuni dosa kalian. Sesungguhnya para pendeta orang-orang Yahudi dan para rahib orang-orang Nasrani, mereka semua tidak pernah memerintahkan kepada yang ma’ruf dan tidak melarang dari yang munkar. Masak Allah melaknat mereka melalui lisan nabi-nabi mereka kemudian Allah meratakan musibah kepada mereka.” (At-Targhiib wat Tarhiib juz3 hal 230)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.

"Barangsiapa yang mengada-ada suatu perkara dalam urusanku yang perkara tersebut bukan bagian darinya maka tertolak.” (HR. Al-Bukhari 2697 dan HR. Muslim 1718)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَ ثَ حَدَثًا أَوْ آوَی مُحْدِثًا ٬ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللّٰهُ وَالْمَلَا ئكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ ٬ لَا يَقْبَلُ اللّٰهُ مِنْهُ صَرْ فًا وَ لَا عَدْلًا.

"Barangsiapa yang mengada-ada suatu perkara atau melindungi orang yang mengada-ada suatu perkara, maka ia akan menerima laknat dari Allah, dari para malaikat dari seluruh manusia. Allah tidak akan menerima amalan wajib atau amalan sunnahnya.” (HR. Al-Bukhari 1870 dan HR. Muslim 1365 dan 1366)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ لَا يَرْ حَمُ لَا يُرْ حَمُ.

"Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Al-Bukhari 5997 dan HR. Muslim 2318)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

لَا يَرْ حَمُ اللّٰهُ مَنْ لَا يَرْ حَمُ النَّا سَ.

"Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak menyayangi orang lain.” (HR. Al-Bukhari 7376 dan HR. Muslim 2319)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَا مِنْ أَمِيْرٍ يَلِيْ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ ثُمَّ لَا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ لَهُمْ٬ إِلَّا لَمْ يَدْ خُلْ مُعهُمُ الْجَنَّةَ.

"Ketika seorang pemimpin yang menangani urusan-urusan kaum muslimin kemudian ia tidak bersungguh-sungguh menanganinya, maka ia tidak akan masuk surga bersama mereka (kaum muslimin).”(HR. Al-Bukhari 7150 dan HR. Muslim 142)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ وَلَّاهُ اللّٰهُ شَيْئًا مِنْ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَا حْتَجَبَ دُوْنَ حَاجَتِهِمْ ٬ وَخَلَّتِهِمْ وَ فَقَرِهِمْ ٬ احْتَجَبَ اللّٰهُ دُوْنَ حَا جَتِهِ وَ خَلَّتِهِ وَ فَقْرِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

"Barangsiapa yang dipercaya oleh Allah untuk mengurusi urusan kaum muslimin ia kemudian menutup diri (tidak mau tau) dari keperluan, kepentingan dan kebutuhan mereka maka di hari Kiamat kelak Allah akan menutup diri dari keperluan, kepentingan dan kebutuhannya.” (HR. Abu Dawud 2984 dan HR. At-Tirmidzi 1332 dan 1333)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

اَلإِ مَا اْلعَادِلُ يُظِلُّهُ اللّٰهُ فِيْ ظِلَّهِ.

"Seorang pemimpin yang adil akan dinaungi oleh Allah dibawah naungan-Nya.” (HR. Al-Bukhari 1423 dan HR. Muslim 1031)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

الْمُقْسِطُوْنَ عَلَی مَنَا بِرَ نُوْرٍ٬ الَّذِيْنَ يَعْدِ لُوْنَ فِيْ حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وَ مَا وَلُوْا.

"Orang-orang yang adil akan berada di atas tempat yang tinggi penuh cahaya. Mereka adalah orang-orang yang bersikap adil di dalam pemerintahan, adil terhadap keluarga serta adil terhadap rakyatnya.” (HR. Muslim 1827)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

شِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِيْ تُبْغِضُوْ نَهُمْ وَيُبْغِضُوْ نَمُمْ ٬ وَتَلْعَنُوْ نَهُمْ وَيَلْعَنُوْ نَكُمْ٬ قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ ٬ أَفَلَا نُنَا بِذُهُمْ؟ فَقَالَ : لَا٬ مَا أَقَامُوْا فِيْكُمُ الصَّلَاةَ.

"Sejelek-jeleknya pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian, kalian mencela mereka dan mereka pun mencela kalian.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidaklah sebaiknya kita melawan mereka? Maka beliau menjawab, “Jangan, selama mereka masih menegakkan shalat ditengah-tengah kalian.” (HR Muslim 1855)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ اللّٰهَ لَيُمْلِيْ لِلظَّالِمِ ٬ فَإِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ ٬ ثُمَّ قَرَأ : وَكَذَ' لِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ اؐلْقُرَیٰ وَهِیَ ظَلِمَۚةٌ إِنَّ أَخْذَهُ ُٓ أَلِيمٌ شَدِيْدٌ.

"Allah akan menangguhkan usia orang yang zhalim. Sehingga ketika Allah mengambilnya (mematikannya), maka Allah tidak akan melepaskannya.” Kemudian beliau membaca ayat ini, “Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengadzab dan penduduk negeri-negeri yang berbuat Zhalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (QS. Huud:102) (HR. Al-Bukhari 4347 dan HR. Muslim 19)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Mu'adz Radhiyallahu Anhu ketika beliau mengutusnya ke Yaman,

إيَّاكَ وَ كَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ٬ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ ٬ فإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَ بَيْنَ اللّٰهِ حِجَابٌ.

"Hati-hatilah engkau (jangan mengambil) harta mereka yang paling mereka sayangi. Takutlah engkau terhadap doa seorang yang dizalimi. Karena sesungguhnya antara ia dan Allah tidak ada pengalaman lagi.” (HR. Al-Bukhari 4347 dan HR. Muslim 19)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ شَرَّ الرِّعَاءِ الْحُطَمَةُ.

"Sesungguhnya sejelek-jelek pemimpin adalah pemimpin yang jahat.” (HR. Muslim 1830)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah….” Kemudian beliau menyebutkan di antaranya adalah seorang pemimpin yang pendusta.

Allah Ta'ala berfirman,

تِلْكَ الدَّارُ الآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الأرْضِ وَلا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (٨٣)

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash : 83)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَی الْإِمَارَةِ ٬ وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَا مَةِ.

"Sesungguhnya kalian akan bersemangat untuk memperoleh jabatan dan dihari kiamat kelak jabatan tersebut akan menjadi (objek) penyesalan kalian.” (HR. Al-Bukhari 7148)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّا وَاللّٰهِ٬ لَانُوْ لِّيْ هَذَا الْعَمَلَ أَحَدًا سَأَلَهُ٬ أَوْ أَحَدًا حَرِ صَ عَلَيْهِ.

"Demi Allah, kami tidak akan menyerahkan jabatan kepada seseorang yang memintanya, atau kepada seseorang yang begitu bersemangat untuk memperolehnya. “ (HR. Al-Bukhari 7149 dan HR. Muslim 1733)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

يَا كَعْبَ بْنِ عُجْرَةَ ٬ أَعَا ذَكَ اللّٰهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ٬ أُمَرَا ءٌ يُكُوْنُوْنَ مِنْ بَعْدِيْ٬ وَلَا يَهْتَدُوْنَ بِهَدْ يِيْ وَ لَا يَسْتَنُّوْنِ بِسُنَّتِيْ.

“Wahai Ka’ab bin 'Ujrah, semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang bodoh. Yaitu pemimpin yang akan muncul sepeninggalku. Mereka tidak mengamalkan petunjukku dan tidak berjalan di atas sunnahnya.”

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعُوْاتٍ مُسْتَجَابَاتِ لَا شَكَّ فِيْهِنَّ٬ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ٬ وَدَعْوَةُ الْمُسَا فِرِ٬ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَی وَلَدِهِ.

" Ada tiga doa yang pasti akan dikabulkan tanpa diragukan lagi. Yaitu doa seseorang yang terzhalimi, doa seorang musafir (yang sedang berpergian) dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR. Ibnu Majah 3862)

☑ Syarah 
     
Syaikh Utsaimin Rahimahullah berkata, “Sesungguhnya telah dinukil dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, “Aku pernah mendengar Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda seperti ini dikamar ku,

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِيْ شَيْئًا فَرَ فَقَ بِهِمْ فَارْ فُقْ بِهِ ٬ و مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمرِ أُمَّتِيْ شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ٬ فَا شْقُوْ عَلَيْهِ.

"Wahai Allah, siapa saja yang (bertugas) mengurus sebuah urusan umatku kemudian ia bersikap lemah lembut terhadap mereka (umatku), maka sayangilah ia dan siapa saja yang mempersulit (urusan) mereka (umatku), maka persulitlah ia.” (HR. Muslim 1827)

Doa diatas adalah doa dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam kepada siapa saja yang mengurus urusan kaum muslimin, baik urusan pribadi maupun urusan umumnya. Misalnya seseorang yang bertugas mengurus urusan rumah tangganya, ada seorang kepala sekolah yang dipercaya untuk memegang urusan sebuah sekolah, ada seorang guru yang dipercaya untuk memegang urusan sebuah kelas, dan ada seorang imam yang dipercaya untuk memegang urusan mesjid.
     
Oleh karena itu, Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Siapa saja yang (bertugas) mengurus sebuah urusan umatku ini…” Maka kata ‘?”sebuah urusan” bentuk katanya adalah kata “nakirah” “belum ditentukan”  pada susunan kalimat bersyarat. Para ulama ahli ilmu Ushul Fiqih menjelaskan bahwa bentuk kata “nakirah” pada susunan kalimat bersyarat bisa bermakna umum, yaitu “urusan apa saja.” Sabda beliau, “Kemudian ia bersikap lemah lembut terhadap mereka…” Apakah makna kalimat “lemah lembut”?
    
Sebagian orang menganggap bahwa makna kalimat “lemah lembut” adalah memberikan sesuatu yang diinginkan oleh orang lain. Padahal maknanya bukan itu. Akan tetapi, makna kata “lemah lembut” adalah engkau menerapkan perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya kepada semua orang dengan cara yang baik dan tidak menggunakan cara-cara kasar pada hal-hal yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
    
Apabila engkau menyusahkan mereka dalam hal-hal yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti engkau telah menempuh jalan kedua yang disebutkan hadist tersebut, yaitu doa beliau agar Allah membuatmu susah,wal 'iyaadzubillah. Kesusahan tersebut dapat berbentuk penyakit yang menyerang tubuhmu, dihatimu, di dalam dadamu atau menimpa keluargamu atau yang lainnya. Karena sabda beliau di dalam hadist diatas bersifat umum, “Maka persulitlah ia.” Maksudnya dipersulit dengan apa saja yang terkadang dianggap orang lain sebagai bentuk kesusahan. Misalnya hatinya dipenuhi api kemarahan. Orang lain tidak ada yang mengetahuinya. Akan tetapi, kita mengetahui bahwa apabila ia menyusahkan umat beliau dengan sesuatu yang tidak memiliki keterangan dari Allah, maka orang tersebut berhak mendapatkan hukuman ini.



"Di ketik ulang Oleh tim Jambi Bertauhid berdasarkan kitab Al-Kaba'ir".




💠💠💠

Posting Komentar

0 Komentar