KAJIAN KITAB AL-KAB'IR - DOSA BESAR KE-9 BERDUSTA ATAS NAMA NABI | USTADZ SAEFUDDIN ABU ZAEN HAFIZHAHULLAH



Dosa Besar ke- 9

BERDUSTA ATAS NAMA NABI



Sebagian para ulama berpendapat bahwa berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam merupakan kekafiran yang bisa mengeluarkan pelakunya dari agama (dianggap murtad). Tidak diragukan lagi bahwa sengaja berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya untuk menghalalkan suatu yang haram dan mengharamkan sesuatu yang halal merupakan kekufuran murni. Dalam hal ini (yang akan dibahas) adalah bentuk berdusta di luar hal tersebut.

     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ


“Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. [HR. Al-Bukhâri, no. 1229]

     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

يُطْبَعُ الْمُؤْمِنُ عَلَی كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا الْخِيَا نَةَ وَالْكَذِبَ.

"Watak seorang mu'min bisa bermacam-macam, kecuali (tidak) untuk berwatak pengkhianat dan pendusta.”(HR. Ahmad juz 5 hal 252)

     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ حَدَّثَ عَنِّى بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ

Barangsiapa menceritakan sebuah hadits dariku, dia mengetahui bahwa hadits itu dusta, maka dia adalah salah seorang dari para pendusta. [HR. Muslim di dalam Muqaddimah]

    Keutamaan dalam masalah ini bahwa hadits palsu tidak boleh diriwayatkan.


  ☑ Syarah
       Syaikh Utsaimin Rahimahullah berkata, “Berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya merupakan dusta yang paling besar. Hal ini didasarkan atas firman Allah Ta'ala,

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-An'am 6:144)

    Huruf lam (ل) yang tercantum didalam firman Allah,

لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ

“untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan” adalah huruf lam penjelas akibat (suatu perbuatan), bukan huruf lam penjelas sebab, sama dengan firman Allah Ta'ala tentang kisah Nabi Musa,

فَٱلْتَقَطَهُۥٓ ءَالُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا ۗ إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا۟ خَٰطِـِٔينَ

“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.”(Al-Qasas 28:8)

      Padahal tujuan mereka mengangkat Nabi Musa sebagai anak bukanlah untuk hal ini (seperti ayat diatas). Akan tetapi, Allah menjadikannya sebagai musuh dan kesedihan bagi mereka. Demikian pula halnya dengan orang yang berdusta atas nama Allah. Karena dengan kedustaannya itu, ia telah menyesatkan manusia tanpa ilmu.
     Berdusta atas nama Allah ada dua jenis:
Dengan cara mengatakan bahwa Allah telah berfirman seperti ini. Padahal ia telah berkata dusta. Ia berdusta atas nama Allah, padahal Allah tidak pernah mengatakannya.
Dengan cara menafsirkan firman Allah bertentangan dengan makna yang dikehendaki-Nya. Karena yang dimaksudkan dari sebuah firman Allah adalah makna firman tersebut. Maka apabila ia mengatakan, “Yang dimaksud Alah (di dalam ayat ini) adalah seperti ini dan seperti itu. Maka ia telah berdusta atas nama-Nya. Ia telah berani mengatakan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah. Akan tetapi, untuk berdusta jenis kedua ini, jika ucapan tersebut keluar dari hasil ijtihad yang salah dalam menafsirkan sebuah ayat, maka Allah Ta'ala akan memaafkannya. Karena Allah Ta'ala berfirman,

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

" Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.” (QS. Al Hajj : 78)

     Allah Ta'ala berfirman,

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

     Adapun jika dengan sengaja menafsirkan firman Allah dengan sesuatu yang tidak dimaksudkan oleh Allah karena mengikuti hawa nafsu atau untuk memuaskan kepentingan seseorang atau untuk yang lainnya, maka ia termasuk orang-orang yang berdusta dengan mengatasnamakan Allah. 

     Demikian juga halnya dengan orang yang berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Misalnya dengan mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda begini. Padahal beliau tidak pernah mengatakannya. Namun, orang tersebut hanya ingin berdusta dengan mengatasnamakan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Demikian juga halnya jika menafsirkan hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan maknanya. Maka ia telah berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. [HR. Al-Bukhâri, no. 1229]

     Maknanya barangsiapa saja yang berdusta mengatasnamakan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dengan sengaja, maka sesungguhnya ia telah mengalambil tempat duduknya didalam neraka dan (kelak) ia akan menempatinya.
     Inilah dua macam dusta yang termasuk dusta yang paling jahat. Yaitu berdusta atas nama Allah dan berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Diantara manusia yang paling banyak berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah orang-orang Syi'ah Rafidhah. Karena tidak ada satupun kelompok BID'AH yang lebih banyak berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam daripada kelompok mereka (Syi'ah) sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama Rahimahullah ahli ilmu “Musthalahul Hadist. “Mereka adalah golongan manusia yang paling sering membuat hadist palsu. Para ulama berkata, “Sesungguhnya orang yang paling sering berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah orang-orang Syi'ah Rafidhah. Hal ini bisa dilihat dan telah diketahui bersama bagi siapa saja yang sering meneliti buku-buku mereka.

"Di ketik ulang Oleh tim Jambi Bertauhid berdasarkan kitab Al-Kaba'ir".




💠💠💠

Posting Komentar

0 Komentar