KAJIAN KITAB AL-KABA'IR-DOSA BESAR KE-6 DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA | USTADZ SAEFUDDIN ABU ZAEN HAFIZHAHULLAH



Dosa Besar ke- 6



DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA



      Allah Ta'ala berfirman


 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23)وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.""Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang.”
(QS. al-Isra’ :23- 24)

     Allah Ta'ala berfirman,


وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حُسْنًا

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orangtuanya.”
(QS. Al-Ankabut: 8)

     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
ألَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟

“maukah aku kabarkan kepada kalian mengenai dosa-dosa besar yang paling besar?”

     Lalu beliau menyebutkan di antaranya adalah Durhaka Kepada kedua orang tua.
       Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,


رِضِا اللّٰهِ فِيْ رِ ضَا الْوَالِدِ وَسُخْطُ اللّٰهِ فِيْ سُخْطِ الْوَ الِدِ.

"Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua.”
(HR. At-Tirmidzi 1900 dan HR. Al-Hakim juz 4 hal 152)
     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,


الْوَالِدُ اَوْ سَطُ اَبْوَابِ الْجَنَّةِ٬ فَاِنْ شِءْتَ فَاحْفَظْ فَاِنْ شِءْتَ فَظَيِّعْ.

"Orang tua adalah pintu surga yang paling dekat. Jika engkau berkehendak maka pelihara lah (mereka) dan jika engkau berkehendak maka sia-siakan lah (mereka)”
(HR. Ahmad juz 5 hal.199 dan HR. Tirmidzi, 1901)
      Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda


اَلْجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَامِ الْاُمَّهَاتِ.
"Surga itu dibawah telapak kaki ibu.”


جَاءَهُ رَجُلٌ يَسْتَاْذِ نُهُ فِيْ الْجِهَادِ مَعَهُ٬ فَقَالَ: اَحَيٌّ والِدَاكَ؟ قَالَ : نَعَمْ! قَالَ: فَفِيْهِمَا فَجَاهِدْ.

" Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah didatangi oleh seorang yang meminta izin kepadanya agar bisa ikut serta berjihad bersama beliau. Maka beliau bertanya, “Apakah kedua orang tua mu masih hidup?” Maka orang tersebut memjawab, Masih hidup!” Maka beliau bersabda, “Kalau masih hidup, berbaktilah engkau kepada keduanya.”
(HR. Al-Bukhari 3004 dan HR. Muslim 2549)
     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,


اُمَّكَ وَاَبَاكَ وَاُخْتَكَ وَاَخَاكَ وَاَدْنَاكَ اَدْنَاكَ.

"Ibumu, bapakmu, saudara perempuanmu , saudara laki-laki mu dan kemudian kerabatnya yang paling dekat kemudian kerabatnya yang paling dekat.
      Diriwayatkan pula dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda,


لَا يَدْخُلُ الجَنَّةُ عَاقٌّ وَلَا مَنَّانٌ وَلَا مُدْمِنُ خَمْرٍوَلَا مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ.

"Tidak akan masuk surga orang yang durhaka (kepada kedua orang tuanya), pengadu domba, pecandu arak dan orang yang percaya kepada sihir.”
(HR. Muslim 2548 dan HR. An-Nasaa'i juz5 hal 61)


قَالَ عَبْدُ اللّٰهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا: جَاءَ اَعْرَابِيٌّ فَقَالَ يَا رَسُوْ اللّٰهِ٬ مَاالْكَبَاءِرْ؟ فَالَ الْاِشْرَاكُ بِاللّٰهِ٬ قَالَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: ثُمَّ عُقُوْ قُ الْوَالِدَيْنِ٬ قَالَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: الْيَمِيْنُ الغَمُوْسُ.
Abdullah bin Umar berkata, “Telah datang seorang Arab Badui dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa besar itu?” Maka beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Menyekutukan Allah. “Orang itu berkata, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Durhaka Kepada kedua orang tua.” Kemudian apa lagi? Beliau menjawab, “Sumpah palsu.”
      Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,


لَا يَدْ خُلُ الْجَنَّةَ عَاقٌّ وَلَا مُكَذِّبٌ بِقَدَرٍَ.

“Tidak akan masuk surga orang yang durhaka (kepada kedua orang tua) dan orang yang mendustakan taqdir.”
(HR. Ahmad juz 2 hal 441)
     Isa bin Thalhah bin Ubaidillah meriwayatkan dari Amr bin Murrah Al-Juhani Radhiyallahu Anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku telah mengerjakan shalat lima waktu, melaksanakan puasa Ramadhan, membayar zakat, dan menunaikan haji, apakah yang akan aku dapat?” Beliau menjawab, “Barangsiapa yang telah melaksanakan semuanya,maka ia akan bersama para nabi, orang-orang yang jujur dan para syuhada, kecuali ia durhaka kepada kedua orang tuanya.”
(At-Targhiib wat Tarhiib juz3 hal 329, HR. Ahmad dan HR. Ath-Thabrani).
      Dari Bikar bin Abdul Aziz bin Abi Bakr ah bahwa bapakku telah meriwayatkan kepada kami dari Abu Bakr ah secara marfu,


كُلُّ الذُّنُوْبِ يُاْ خِّرُ اللّٰهُ مِنْهَا مَا شَا َ الَی يُوْ مِ الْقِيَا مِة اَلَّا عُقُوْ قُ الْوَالِدَ يْنِ٬ فَاِنَّهُ يُعَجِّلُ لِصَا حِبِهِ

"Setiap dosa akan Allah tunda (balasannya) sesuai dengan kehendak-Nya sampai hari kiamat (tiba), kecuali (untuk dosa) durhaka kepada kedua orang tua, karena Allah akan menyegerakan (balasan) bagi pelakunya.”
(HR. Al-Hakim juz 4 hal 153)
     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda 


لَا يَجْزِيْ وَلَدٌ وَالِدًا اِلَّا اَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوْ كًا فَيَشْتَرِ بَهُ فَيُعْتِقَهُ.

"Seorang anak tidak akan bisa membalas jasa kedua orang tuanya kecuali jika ia menemukan kedua orang tuanya sebagai budak kemudian ia membelinya dan membebaskannya (dari perbudakan)”
(HR. Muslim, 1510 dan HR. Abu Dawud, 5137)
     Dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam dengan sanad yang Hasan bahwa beliau bersabda,


لَعَنَ اللّٰهُ الْعَا قَّ لوْالِدَيْهِ.

" Allah melaknat orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya.”
(HR. Al-Hakim juz 4 hal 153)
     Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

اَلْخا لَةُ بِمَنْزِ لَةِ الْاُمٌ.

"Kedudukan bibi sama dengan kedudukan ibu.”
(HR. At-Tirmidzi 1905)
      Dari Wahb bin Munabbih ia berkata, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Hai Musa, hormatilah kedua orangtuamu. Karena sesungguhnya barangsiapa yang menghormati kedua orang tuanya, maka Aku akan memanjangkan umurnya dan Aku akan memberikan kepadanya seorang anak yang akan berbakti kepadanya. Dan. Barangsiapa yang durhaka kepada kedua orangtuanya, maka aku akan memendekkan umurnya dan Aku akan memberikan kepadanya seorang anak yang akan mencurahkan ya.”
      Ka'ab berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya Allah akan mempercepat kematian seseorang hamba apabila ia mendurhakai kedua orangtuanya agar ia segera menerima azab-Nya. Sesungguhnya Allah akan memperpanjang umur seorang hamba apabila ia berbuat baik kepada kedua orangtuanya agar bakti dan kebaikannya bertambah.”
      Abu Bakar bin Abu Maryam berkata, “Saya pernah membaca kitab Taurat, “Barangsiapa yang memukul bapaknya hendaklah dibunuh.”
     Wahb berkata bahwa didalam kitab Taurat tercantum, “Barangsiapa yang memukul orang tuanya, maka hukumannya adalah rajam.”

☑ Syarah

      Syaikh Utsaimin Rahimahullah berkata, Kataالْعُقُوقُ (Durhaka) diambil dari kata العَقُّ yang artinya memutus (memotong). Diantaranya kata ini digunakan untuk 'aqiqah (العَقِيْقَةُ). Yaitu menyembelih hewan (kambing) pada hari ketujuh dari kelahiran seorang bayi. Disebut 'aqiqah karena (urat) leher hewan (kambing) tersebut diputus 
     Durhaka (kepada kedua orang tua) termasuk diantara jajaran dosa-dosa besar yang paling besar ancamannya telah dijelaskan didalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah.
Allah Ta'ala berfirman


 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23)وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِوَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا(24)



"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.""Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang,dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(QS. al-Isra’ :23- 24)
     Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Allah Ta'ala berfirman, “Apabila engkau menemukan salah satu atau keduanya telah mencapai usia senja didalam pemeliharaanmu, bisa salah satunya, seperti ibu atau bapak (yang telah tua) atau keduanya sekaligus. Maka hendaknya engkau bersabar mengurus keduanya. Karena apabila seseorang telah memasuki usia tua, terkadang ia akan mengalami kepikunan dan bisa menyusahkan semua orang. Maka Allah berfirman dalam hal ini, “Maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah’” maksudnya Janganlah engkau mengatakan, “ Aku telah bosan mengurus kalian berdua!”
       “Dan janganlah engkau membentak keduanya, “Maksudnya ketika bertutur kata, “Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” Yaitu tutur kata yang baik dan bagus yang bisa membahagiakan keduanya dan bisa menghilangkan duka dan kesedihannya. “Dan rendahkan lah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. “Yaitu merendahkan diri kepada keduanya sebagaimana pun tinggi kedudukan yang telah engkau capai sebagaimana tingginya burung (yang terbang di udara). Dan tunduklah serta rendahkan lah dirimu dihadapan keduanya sebagai ungkapan kasih sayangmu kepada mereka, “Dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” Hendaknya engkau mengasihi keduanya dan berdo'a lah kepada Allah agar Dia mengasihi mereka berdua.
      Inilah yang diperintahkan Allah berkenaan dengan kedua orang tua pada saat keduanya mencapai usia senja. Adapun ketika keduanya masih berusia muda, maka pada umumnya orang tua tidak membutuhkan (bantuan) anaknya dan tidak pernah merepotkannya.
      Kemudian penulis (Imam An-Nawawi) menyebutkan hadist dari Abu Bakar Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian dengan dosa-dosa besar yang paling besar.” Maka kami pun menjawab, “Mau wahai Rasulullah!” Maka beliau bersabda, “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”
      Inilah salah satu diantara dosa-dosa besar yang paling besar. Menyekutukan Allah merupakan dosa besar terhadap hak Allah, sedangkan durhaka kepada kedua orang tua merupakan dosa besar terhadap hak orang yang paling berhak diantara manusia dalam hal perwalian dan pemeliharaan, yaitu kedua orang tua.

"Di ketik ulang Oleh tim Jambi Bertauhid berdasarkan kitab Al-Kaba'ir".


💠💠💠

Posting Komentar

0 Komentar